Langsung ke konten utama

PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (Titan Group) Kerja Sama dengan PTBA Targetkan Produksi Batu Bara 41,3 Juta Ton

 

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu bara guna mempercepat monetasi sumber daya mineral. Dengan cadangan batu bara mencapai 2,98 miliar ton dan sumber daya lainnya sebesar 5,81 miliar ton, PTBA memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menjelaskan bahwa pada tahun ini, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, serta angkutan 33,7 juta ton. Untuk mencapai target tersebut, PTBA menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan, termasuk PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ), anak perusahaan PT Titan Infra Energy Group.

Mengenal PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ)

PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ) mulai beroperasi pada tahun 2017. SDJ mengelola pelabuhan muat batu bara seluas 62 hektar yang terletak di Muara Lematang, Kabupaten Pali, Sumatera Selatan. Pelabuhan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung proses pengangkutan batu bara yang efisien.

Fasilitas di Pelabuhan Khusus SDJ

  • Pelabuhan yang Terhubung dengan Jalan SLR: Pelabuhan SDJ mampu mengakomodasi penggunaan double trailer (2×75 ton) dan dilengkapi dengan fasilitas pengolahan peremukan (crusher) batu bara berkapasitas 1.500 ton per jam, lengkap dengan dua radial stacker untuk memisahkan produk hasil peremukan.
  • Stockpile: Memiliki kapasitas hingga 300.000 ton batu bara, stockpile ini dilengkapi dengan reclaim belt feeder berkapasitas 4×2.500 ton per jam yang beroperasi di bawah tanah, serta reclaim feeder di atas permukaan tanah dengan kapasitas 3×2.500 ton per jam.
  • 2 Unit Barge Loading Conveyor (BLC): BLC digunakan untuk memuat batu bara ke dalam tongkang berukuran 300 feet (7.500 ton). BLC-1A didesain dengan kapasitas 2×2.500 ton per jam, sementara BLC-1D didesain dengan kapasitas 1×1.500 ton per jam. Saat ini, rata-rata daya muat BLC-1A adalah lima tongkang per hari dan BLC-1D dua tongkang per hari, yang sedang ditingkatkan menjadi total 10 tongkang per hari.

Kerja Sama untuk Meningkatkan Kapasitas Angkutan Batu Bara

Melalui kerja sama dengan PTBA, SDJ akan menyediakan jasa logistik untuk pengangkutan batu bara dari Pelabuhan Muat Sungai Musi ke mother vessel di Pelabuhan Tanjung Kampeh. Volume pengangkutan batu bara diperkirakan mencapai sekitar 2,5 juta ton pada tahun 2024. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan realisasi pengangkutan dan penjualan batu bara PTBA, memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Peningkatan Kapasitas Angkutan Jangka Menengah dan Panjang

Untuk jangka menengah dan panjang, PTBA telah menyepakati kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI. Proyek pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim Baru – Keramasan, yang disepakati pada 12 Oktober 2023, akan meningkatkan kapasitas angkutan batu bara PTBA hingga 20 juta ton per tahun. Dengan upaya peningkatan kapasitas ini, PTBA terus berkontribusi dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Tantangan dan Prospek di Masa Depan

Dalam menghadapi tantangan di sektor energi, PTBA dan SDJ berfokus pada efisiensi operasional dan inovasi teknologi. Dengan cadangan dan sumber daya yang melimpah, PTBA berupaya untuk terus berinovasi dalam proses penambangan dan pengangkutan batu bara. Kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk SDJ dan PT KAI, merupakan langkah strategis untuk memastikan kontinuitas suplai energi bagi Indonesia.

PTBA juga mengedepankan aspek keberlanjutan dalam setiap operasi bisnisnya. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), PTBA berkomitmen untuk memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar tambang dan pelabuhan. Hal ini mencakup pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

Kesimpulan

Kerja sama antara PTBA dan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ) merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan produksi, penjualan, dan angkutan batu bara di Indonesia. Dengan dukungan fasilitas yang memadai dan strategi pengangkutan yang efisien, kedua perusahaan ini berperan dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal PT Ganda Alam Makmur Perusahaan Industri Batubara Indonesia

  PT Ganda Alam Makmur adalah perusahaan yang berdiri pada tahun 2012 sebagai hasil dari kerjasama strategis antara Titan Infra Energy dan sebuah perusahaan terkemuka dari Korea. Dengan dukungan dari Titan Infra Energy Group , PT Ganda Alam Makmur telah mengukuhkan dirinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri batubara di Indonesia. Titan Infra Energy sendiri telah berkecimpung di sektor ini sejak tahun 2005, menawarkan keahlian dalam bidang infrastruktur dan logistik energi. Wilayah Operasi dan Konsesi Tambang Terletak di Kabupaten Sangkulirang, Kalimantan Timur, PT Ganda Alam Makmur memiliki konsesi tambang seluas 10.000 hektar . Hingga kini, lebih dari 2.330 hektar lahan telah berhasil dibebaskan, memastikan keberlanjutan produksi batubara hingga dua dekade mendatang. Dengan eksplorasi yang telah mencakup lebih dari 60% area konsesi, perusahaan ini telah mengidentifikasi sumber daya batubara sebesar 539 juta ton sesuai standar JORC . Produksi dan Rencana Masa Depan...

Perhitungan Biaya Jasa Angkut Batubara Titan Infra Energy di Indonesia Terbaru

  Dalam industri pertambangan batubara, salah satu faktor krusial yang mempengaruhi profitabilitas adalah biaya angkut batubara . Perusahaan seperti Titan Infra Energy perlu mempertimbangkan berbagai komponen biaya dalam proses pengangkutan batubara, mulai dari lokasi penambangan hingga pelabuhan khusus. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang perhitungan biaya angkut batubara dan referensi yang digunakan dalam industri ini. Komponen Biaya Angkut Batubara Perhitungan biaya angkut batubara tidak hanya melibatkan biaya transportasi sederhana, tetapi juga mencakup beberapa komponen penting. Titan Infra Energy sebagai perusahaan yang bergerak dalam sektor ini harus mempertimbangkan beberapa faktor berikut: Biaya Handling di ROM Stockpile : Penanganan batubara di ROM stockpile menggunakan alat berat seperti buldozer. Alat berat ini digunakan untuk mengelola dan memindahkan batubara dari tempat penimbunan sementara sebelum diangkut ke fasilitas pengolahan. Biaya Pemuatan : Prose...

Analisis Biaya Transportasi Batubara di Indonesia oleh Titan Infra Energy

  Dalam industri pertambangan batubara, efisiensi biaya transportasi menjadi salah satu faktor utama dalam menentukan keberhasilan operasional. Titan Infra Energy , sebagai salah satu perusahaan terdepan di sektor ini, menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan biaya transportasi batubara dari tambang hingga ke pengguna akhir. Artikel ini akan menjelaskan secara detail bagaimana perhitungan biaya transportasi dilakukan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi biaya tersebut. Komponen Utama dalam Perhitungan Biaya Transportasi Batubara Biaya transportasi batubara terdiri dari beberapa komponen penting yang harus diperhitungkan secara cermat. Titan Infra Energy memastikan setiap komponen ini dipertimbangkan untuk mengoptimalkan biaya keseluruhan. Beberapa komponen tersebut meliputi: Biaya Handling di Lokasi Penimbunan : Batubara yang ditambang diangkut ke ROM stockpile untuk penanganan awal. Penggunaan alat berat seperti buldozer untuk menumpuk dan mengelola batubara merupakan ba...